Choir Gbi Bandung

Selasa, 10 Juli 2012

Jawaban Seorang Anak Ketika Anjingnya Meninggal

      Karena pekerjaan saya sebagai dokter hewan, suatu hari saya pernah dipanggil untuk melakukan pemeriksaan terhadap seekor anjing Wolfhound Irlandia berumur 10 tahun yang bernama Belker. Pemilik anjing yang bernama Ron, istrinya Lisa, dan anak lelaki kecil mereka Shane, berharap Belker bisa sembuh, apapun penyakitnya. Setelah saya memeriksa Belker, saya menemukan bahwa dia menderita penyakit kanker dan dia dalam proses yang sangat riskan untuk bisa hidup lama. Saya katakan kepada keluarga tersebut bahwa kami tidak bisa berbuat apa-apa untuk Belker, dan menawarkan kepada mereka solusi euthanasia (memberikan suntikan untuk memberikan kematian secara cepat) kepada Belker, anjing tua di rumah mereka tersebut. Kami pun membuat janji pertemuan untuk melaksanakan proses tersebut. Ron dan Lisa kemudian memberitahukan kepada saya bahwa mungkin ada baiknya anak mereka yang masih berumur 6 tahun itu diperhadapkan dengan kenyataan ini dan melihat sendiri secara langsung bagaimana prosesnya.
Mereka merasa bahwa Shane dapat belajar sesuatu dari situ. Keesokan harinya, saya tercekat ketika melihat bagaimana keluarga tersebut mengelilingi Belker. Shane kelihatannya begitu tenang, menimang anjing tua itu untuk terakhir kalinya. Saya bertanya-tanya, apakah sesungguhnya dia tahu apa yang akan terjadi. Dalam beberapa menit ke depan, Belker pun tidur untuk selamanya dengan damai. Anak kecil itu kelihatannya menerima kejadian tersebut tanpa kesulitan ataupun kebingungan. Kami semua duduk bersama setelah kematian Belker, kami membahas mengapa usia anjing lebih cepat daripada manusia. Shane yang awalnya hanya mendengarkan dalam diam, kemudian berkata, “Saya tahu mengapa.” Kepala kami menoleh semua kepadanya. Apa yang kemudian keluar dari mulutnya mencengangkan buat saya. Saya tidak pernah mendengar hal yang begitu nyaman dapat keluar dari mulut dari anak kecil, dan itu mengubah cara hidup saya. Kata Shane, “Manusia dilahirkan agar mereka dapat belajar bagaimana hidup di dalam kehidupan yang baik, seperti mencintai setiap orang dalam setiap waktu dan menjadi orang yang baik, benar? Well, para anjing sudah mengetahui bagaimana cara melakukan hal tersebut, jadi mereka tidak harus tinggal terlalu lama di dunia.” Seringkali kita memang harus belajar dari anjing tentang kesetiaan mereka, pengorbanan mereka, pengabdian mereka kepada tuannya, bagaimana mereka begitu bersemangat memberikan kibasan ekor ketika bertemu tuannya, tidak pernah punya dendam, dan lain sebagainya. Mereka tidak pernah berpura-pura dan menghidupi kehidupannya dengan penuh cinta kepada tuannya. Di hari yang panas, mereka akan tidur dengan nyaman di bawah pohon yang teduh, begitu menikmati saat angin menerpa wajah mereka ketika mereka berlari, ketika tuannya bahagia, dia akan ikut berlonjak-lonjak, namun ketika sedang sedih, dia hanya diam dan duduk mendekat sambil memberikan perhatian. Luar biasanya pandangan seorang anak kecil tentang anjingnya ini membuat kita menyadari bahwa kehidupan kita terlalu singkat untuk diisi oleh berbagai hal yang tidak penting, hal yang merugikan kita. Buatlah suasana yang nyaman dan bahagia kemanapun kita pergi, lupakan hal-hal buruk, dan fokus pada hal yang baik. Bahkan, berpikirlah hal-hal yang baik kepada orang yang tidak melakukan hal baik. 
Sumber : brosia

0 comments:

Posting Komentar